Sukoharjo, 21 Agustus 2023 — Era digital telah membawa perubahan yang signifikan terhadap praktik diplomasi. Kemudahan akses informasi sebagai ciri khas perkembangan digital memaksa praktik diplomasi lama yang cenderung bersifat rahasia, formal, dan birokratis berubah menjadi lebih transparan, fleksibel dan partisipatif.
Mengikuti pesatnya perkembangan digital, Indonesia harus terus beradaptasi. Praktik diplomasi kuno tidak lagi efektif sehingga pemanfaatan teknologi digital perlu dioptimalkan dalam praktik diplomasi. Perlu diingat bahwa diplomasi tidak hanya bergantung pada diplomat, duta besar, dan para praktisi hubungan internasional. Masyarakat luas perlu mengetahui bahwa mereka memiliki peranan penting dalam mendukung praktik diplomasi digital di Indonesia.
Sebagai civitas akademik, dosen prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) dengan menggandeng mahasiswanya yang tergabung dalam grup riset Kajian Keamanan, Konflik, dan Perdamaian mengadakan program pengabdian masyarakat berupa sosialisasi untuk mengenalkan diplomasi ekonomi pada masyarakat dan bagaimana masyarakat dapat mengambil peran di dalamnya.
Bekerja sama dengan Keluarga Mahasiswa Sukoharjo (Kemas) UNS, grup riset Kajian Keamanan, Konflik, dan Perdamaian dari Program Studi Hubungan Internasional UNS melakukan sosialisasi di desa Tambakboyo, Tawangsari, Sukoharjo pada Minggu (20/08/2023) yang dikemas dalam seminar kewirausahaan. Seminar tersebut diikuti oleh 40 warga desa setempat dengan beragam latar belakang profesi mulai dari petani, buruh konveksi, pelaku usaha kecil, pedagang, ibu rumah tangga, dan lainnya.
Kegiatan seminar terbagi ke dalam beberapa sesi dengan menghadirkan 3 pembicara. Sesi pertama dibawakan oleh Badriyatus Salma, mahasiswa prodi Hubungan Internasional yang berfokus memberikan gambaran umum pada masyarakat mengenai diplomasi ekonomi, diplomasi digital, motivasi berwirausaha dan juga pembekalan digital marketing kaitannya untuk membantu masyarakat setempat mengembangkan bisnisnya hingga mampu menjangkau pasar global. Pembicara kedua diisi oleh Elsi Handayani (Owner @outfit.by.el) yang membagikan pengalaman bisnisnya dan serangkaian tips memulai usaha, ditutup dengan praktik mengolah kain perca menjadi barang bernilai ekonomis yang dipandu oleh Ika Lianawati (Pengajar Tata Busana SMK Kriya Sahid dan El’Modiste).
Digital marketing menjadi pokok bahasan dalam seminar mengingat saat ini merupakan strategi termudah bagi pelaku UMKM untuk memperluas jangkauan pasar bahkan dapat memasarkan produknya hingga ke mancanegara. Pelaku UMKM patut optimis, karena saat ini bukan suatu hal yang tidak mungkin bagi UMKM lokal untuk menembus pasar global, terbukti memang beberapa produk lokal Indonesia mulai dari furniture, aksesoris, fashion, dan olahan makanan berhasil di ekspor bahkan diminati dan laku di pasar luar negeri.
Strategi digital marketing untuk mempromosikan produk lokal ke mancanegara menjadi salah satu kunci bagaimana para utusan negara dapat membangun citra Indonesia di mata negara asing. Semakin budaya dan produk lokal asli Indonesia familiar dan dikenal luas oleh masyarakat berbagai belahan dunia, semakin mudah pula para diplomat dalam manjakan diplomasi ekonomi seperti menarik para investor dan menjalin kerjasama perdagangan. Hal ini membuktikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia utamanya pelaku UMKM memiliki peranan penting dalam mendukung praktik diplomasi ekonomi di era digital, terutama dalam upaya membangun branding Indonesia di kancah internasional. Terwujudnya kesuksesan diplomasi ekonomi diharapkan akan terus membawa kemajuan ekonomi dan pembangunan di Indonesia.